Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup, Toss Center Klungkung Bisa Jadi Role Model Nasional

    Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup, Toss Center Klungkung Bisa Jadi Role Model Nasional
    Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL), Putu Ivan Yunatana (kiri) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.

    KLUNGKUNG - Pihak Kementerian Lingkungan Hidup RI saat ini sedang mengamati dan mengumpulkan referensi secara nasional tentang penanganan sampah yang lebih efektif, efisien dan berdaya guna secara ekonomi.

    Salah satunya yang menjadi referensinya adalah Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Kusamba Klungkung. Tidak main-main, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc mengajak serta Wakil Menteri Alue Dohong dan Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Rosa Vivien Ratnawati mengecek langsung sistem pengolahan sampah di TOSS Center.

    Sayang, Bupati Klungkung I Nyoman Suwitra sedang dinas luar kota, sehingga kehadiran Menteri Siti Nurbaya dan rombongan dipandu oleh Sekda Klungkung Putu Winastra dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ketut Suadnyana.

    Menteri Siti Nurbaya setelah melihat cara kelola dan hasil olahan sampah sudah dinilai sangat baik. " Catatan prestasi dan reward yang diperoleh TOSS Center ini kan sudah banyak ya, " katanya. Hanya catatan kata dia, perlu peningkatan kapasitas mesin sehingga volume sampah bisa diolah lebih banyak lagi.

    Menariknya, Menteri Siti Nurbaya memberikan apresiasi tinggi dengan hadirnya pihak swasta di TOSS Center yakti PT. Citra Terang Bumi Lestari (CTBL) yang mampu mengakselerasi kepentingan pemerintah dalam penanganan sampah berbasis sumber dan solutif.

    Menurut Siti Nurbaya, saat ini pemerintah memerlukan referensi dari berbagai wilayah termasuk datang ke TOSS Center Klungkung ini. Sebab kata dia, yang harus dipahami adalah posisi sampah dari hulu ke hilir.

    "Nah yang paling penting adalah sampahnya beres dan memang kalau tak ada produknya membereskan sampahnya susah juga. Inilah pentingnya keterlibatan pihak swasta untuk pengolahannya. Nah, kalau dilihat di sini ada RDF (refuse dirived fuel) yang bisa diolah menjadi penggantinya bahan bakar adiknya batubara yang dapat digunakan industri lain, " pujinya.

    Dengan melihat fakta ini lanjutnya, rantai nilai cara penanganan sampah secara nasional sudah dapat dipetakan dengan baik. "Dengan begini pemerintah sudah dapat menentukan di daerah mana bisa melakukan intervensi, " tukasnya.

    Apakah kehadiran inovasi mesin pengolah sampah di TOSS Center Klungkung ini bisa menjadi role model pengelolaan sampah secara nasional?. "Ini kita lihat memang berbeda dengan daerah lainnya ya, di sini juga ada ruang edukasinya bisa lah kalau kita lihat inovasi dan model-modelnya, apalagi mesinnya diproduksi oleh lokal, bagus lah, " pujinya.

    Sementara itu, Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL), Putu Ivan Yunatana, juga menjelaskan secara spesifik dan teknis tentang mekanika konstruksi mesin sampah dan pola kerjanya di hadapan Menteri Siti Nurbaya dan jajarannya.

    "Mesin ini disediakan dan dioperasionalkan PT CTBL yang merupakan entitas bersama antara BWC dan PT Bakti Bumi. Mesin ini sudah terbukti dan teruji di TPA Jabon Sidoarjo. Di mana hasil pengolahan residu ini dapat menjadi komoditi energi baru terbarukan (EBT) yang beberapa waktu sempat diujicobakan oleh PLTU Tanjung Awar-Awar Tuban dan PT Paiton Probolinggo yang hasilnya sudah sesuai dengan standar kebutuhan PLTU tersebut, " kata Putu Ivan yang juga Founder BWC ini. (Tim)

    klungkung sampah bali
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    'Punia Semeton' Pasek Capai 500 Juta Untuk...

    Artikel Berikutnya

    Letkol Armen dan Bupati Klungkung Lepas...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Hindari Terlalu Banyak Intervensi terhadap Kewenangan, Polri di Bawah Presiden Adalah Langkah Tepat
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan 'Legacy', Bukan Janji, Apalagi Hutang
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?

    Ikuti Kami